Breaking News
Loading...
Thursday, 16 July 2015

Hakikat Pembelajaran Fisika (Part-1)



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyjlDr_v3TKisuhGAQmASUyZrDwGiMAlFzdBkg1r5zeqZ33iR10iKTy42-8kZssaPLZ-OmwcEZsidZjXAhj0zc5_uRUX-fefAIwi-hlR8K7Kmgy7u3e4BQOKNQdlihiUB7JcaczNShZKo/s1600/di.jpeg
      Siapa yang tidak kenal " FISIKA " ????, baru mendengarnya saja kadang membuat orang sudah berpikir bahwa FISIKA tidak lepas dari yang namanya rumus-rumus dan hitungan matematika. Bahkan, saking banyaknya aplikasi hitungan dan rumus dalam pembelajarannya membuat tiap orang terutama siswa enggan untuk belajar bahkan menghindari yang namanya pelajaran Fisika. Bagi siswa pembelajaran fisika itu amat dan sangat sulit, hal ini disebabkan karena sudah sangat lama tertanam di mindset siswa fisika itu memang sulit dan penuh hitung-hitungan. Apakah benar pembelajaran fisika seperti itu?, berikut admin ulas secara singkat sebenarnya pembelajaran fisika seperti apa sihh?? apakah sulit ataukah menyenangkan??? (tulisan ini dirangkum dari berbagi sumber)
Belajar dan pebelajaran merupakan konsep dasar dalam pendidikan.  (Haryoto, dkk., 2010: 1). Menurut kamus besar bahasa Indonesia, secara estimologi belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Belajar merupakan proses pencapaian pengetahuan, keterampilan dan sikap. Secara keseluruhan, belajar merupakan proses berkesinambungan tiada henti yang dilakukan seseorang sejak lahir sampai akhir hayat. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Hal ini juga merupakan manifestasi dari slogan dalam bidang pendidikan yaitu pendidikan sepanjang hayat (long life education).
Fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam, yang merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. Berdasarkan hakekatnya, fisika merupakan bidang ilmu yang tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi juga merupakan serangkaian proses ilmiah untuk memperoleh fakta tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk belajar fisika tidak hanya dilakukan dengan menghafal tetapi juga melalui suatu prosedur ilmiah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga72nPdIoRZAYdffow8k3JLeeesvV_hjMn2RxQ5UWmwJYAbWw4NQ_aw82KK9SjW4xv8fDCGI66HqAaDyJ1FtY9vZaoNrWVUsQedInxSTgncOJtW6hkPiQwFblZ1hf4TChSgg22yeEvH5nQ/s1600/confused-woman-in-science-class-via-Shutterstock.jpg
          Belajar fisika merupakan proses aktif. Dalam konteks sekolah, belajar fisika merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh siswa, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Siswa diperkenalkan objek atau peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyususun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain.
Pada standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam biang fisika, pendidikan fisika diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pebelajarn fisika yang diajarkan disekolah adalah siswa diarahkan untuk inkuiri dan berbuat melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Pembelajaran fisika yang dilakukan secara inkuiri mampu menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya melalui pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Pembelajaran fisika melibatkan siswa dalam penyelidikan yang beorientasi inkuiri, dengan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa lainnya. Siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan ilmiah yang ditemukannya dalam berbagai sumber, siswa menerapkan materi fisika untuk mengajukan pertanyaan, siswa menggunakan pengetahuannya dalam pemecahan masalah, perencanaan, membuat keputusan, diskusi kelompok, dan siswa memperoleh asessmen yang konsisten dengan suatu pendekatan aktif untuk belajar (NRC, 1996:20; Haryoto, dkk., 2010: 5). Pembelajaran fisika seperti inilah yang nantinya merubah pebelajaran yang sebelumnya berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran fisika yang berpusat pada siswa (student centered) sehingga siswa berkembang keterampialn sosialnya, menjadi aktif, mandiri dan mampu mengembangkan pola berpikir siswa dalam pemecahan masalah.
Demikian dulu pengantar tulisan admin tentang bagaimana belajar fisika, pada kesempatan berikutnya admin akan jelaskan kupas tuntas secara akurat, bagaimana pembelajaran fisika tersebut. Intinya, belajar fisika itu menyenangkan, tunggu artikel berikutmnya "Hakikat Pembelajaran Fisika Part-2"!
- semoga bermanfaat -
Newer Post
Previous
This is the last post.

0 komentar :

Post a Comment

Back To Top