Diagram Hertzsprung-Russel (diagram HR)
Dalam menganalisis data, cara yang paling
sering digunakan adalah diagram Hertzsprung-Russel (diagram HR). Diagram ini
menunjukkan hubungan luminositas (atau besaran lain yang identik, seperti
magnitudo mutlak) dan temperatur efektif (atau besaran lain, seperti indeks
warna (B-V), atau kelas spektrum). Dengan memetakan bintang berdasarkan kelas
spektrum dan amplitudo mutlaknya dan menempatkan posisinya pada diagram ini
ternyata sebaran bintang ini tidak merata tetapi mengelompok pada bagian-bagian
tertentu dari diagram tersebut (Wiramihardja, 2006).
Pada diagram HR, sebagian besar menempati
suatu jalur dari kiri atas (bintang-bintang yang panas dengan luminositas
tinggi) ke kanan bawah (bintang-bintang yang dingin dengan luminositas rendah).
Deretan bintang ini disebut deret utama (main
sequence) dan disingkat DU. Matahari berada di deret ini. Selain deret
utama, ada pula pengelompokkan lain yaitu maharaksasa (supergiant), raksasa (giant),
dan katai putih (white dwarf).
Distribusi bintang pada diagram HR diperkirakan hampir 90% bintang ada dalam
deret utama, 10% katai putih dan hanya kurang dari 1% tergolong dalam raksasa
atau maha raksasa
Gambar Distribusi bintang pada diagram H-R |
Ciri-ciri dari kelompok bintang di atas
adalah sebagai berikut.
a.
Bintang
maharaksasa dan raksasa
a) Jumlah bintangnya tidak sebanyak di DU
b)
Luminositasnya
sangat besar
c) Kebanyakan bintang-bintang yang temperaturnya
rendah
d)
Ukurannya
(jari-jari) sangat besar
b.
Bintang
katai putih
a) Terletak di bagian kiri bawah diagram HR
b)
Luminositasnya
kecil
c)
Temperaturnya
tinggi
d) Ukurannya (jari-jari) kecil, beberapa puluh
kali lebih kecil dari matahari.
Diagram
H-R ternyata dapat juga digunakan untuk menaksir jarak bintang. Misalnya suatu
bintang dengan kelas spektrum G2 pada deret utama. Dari diagram H-R
dapat diketahui magnitudo mutlak bintang tersebut misalnya M = +5. Pandanglah
sekarang bintang-bintang yang ada di sudut kanan atas diagram H-R. Misalnya
suatu bintang dengan magnitudo mutlak -8 atau kurang. Bintang seperti ini
luminositasnya hampir 104 kali luminositas matahari, tetapi kelas
spektrumnya M yang menandakan suhu permukaannya rendah atau dingin misalkan
dengan suhu 3000 K yang berarti setengah dari suhu permukaan matahari. Ini
berarti luas permukaan bintamg itu sekitar 160.000 kali permukaan matahari atau
jejarinya 400 kali jejari matahari dan volume sekitar 64.104 kali
volume matahari. Dapat disimpulkan bahwa bintang seperti ini adalah bintang
yang sangat besar dengan klas spektrum merah sehingga dinamakan raksasa merah (red giant). Di lain pihak massa bintang
ini adalah sekitar 50 kali massa matahari. Jadi, bintang ini kerapatannya
sangat rendah sepersepuluh juta kali kerapatan matahari dan bagian luarnya
terdiri dari gas yang sangat renggang.
Sebaliknya ujung kanan bawah deret utama
terdiri dari bintang yang merah, dingin, dan luminositasnya rendah. Bintang ini
jauh lebih kecil dari matahari, jejarinya sekitar sepersepuluh jejari matahari
dan lebih mampat. Bintang seperti ini dinamakan bintang katai merah (red dwarf). Suhu bintang ini sekitar
2700 K dan mutlaknya +13.
Bila
diteliti lebih jauh ternyata bintang-bintang yang ada di deret utama memiliki
hubungan langsung antara terang bintang dengan suhunya. Makin tinggi terang
bintang itu, makin tinggi suhunya sehingga warnanya putih kebiruan. Demikian
pula makin lemah cahaya bintang, suhunya makin rendah dan warnanya makin merah.
Matahari kita yang berada pada klas G2 didominasi oleh warna kuning
dan berada pada bagian tengah deret utama tersebut.
Baca juga:
* Diagram Hetzsprung-Russel (Diagram HR)
* Perhitungan Resolusi pada Teleskop
* Gerak Matahari
* Klasifikasi Spektrum Bintang
* Warna dan Suhu Bintang
* Indeks Warna Bintang
Baca juga:
* Diagram Hetzsprung-Russel (Diagram HR)
* Perhitungan Resolusi pada Teleskop
* Gerak Matahari
* Klasifikasi Spektrum Bintang
* Warna dan Suhu Bintang
* Indeks Warna Bintang
Thanks gan
ReplyDelete