Breaking News
Loading...
Saturday, 16 January 2016

Diagram Hertzsprung-Russel (diagram HR)

Gambar Diagram -HR
Dalam menganalisis data, cara yang paling sering digunakan adalah diagram Hertzsprung-Russel (diagram HR). Diagram ini menunjukkan hubungan luminositas (atau besaran lain yang identik, seperti magnitudo mutlak) dan temperatur efektif (atau besaran lain, seperti indeks warna (B-V), atau kelas spektrum). Dengan memetakan bintang berdasarkan kelas spektrum dan amplitudo mutlaknya dan menempatkan posisinya pada diagram ini ternyata sebaran bintang ini tidak merata tetapi mengelompok pada bagian-bagian tertentu dari diagram tersebut (Wiramihardja, 2006).
Pada diagram HR, sebagian besar menempati suatu jalur dari kiri atas (bintang-bintang yang panas dengan luminositas tinggi) ke kanan bawah (bintang-bintang yang dingin dengan luminositas rendah). Deretan bintang ini disebut deret utama (main sequence) dan disingkat DU. Matahari berada di deret ini. Selain deret utama, ada pula pengelompokkan lain yaitu maharaksasa (supergiant), raksasa (giant), dan katai putih (white dwarf). Distribusi bintang pada diagram HR diperkirakan hampir 90% bintang ada dalam deret utama, 10% katai putih dan hanya kurang dari 1% tergolong dalam raksasa atau maha raksasa
Gambar Distribusi bintang pada diagram H-R
Ciri-ciri dari kelompok bintang di atas adalah sebagai berikut.
a.         Bintang maharaksasa dan raksasa
a)      Jumlah bintangnya tidak sebanyak di DU
b)      Luminositasnya sangat besar
c)      Kebanyakan bintang-bintang yang temperaturnya rendah
d)     Ukurannya (jari-jari) sangat besar
b.        Bintang katai putih
a)      Terletak di bagian kiri bawah diagram HR
b)      Luminositasnya kecil
c)      Temperaturnya tinggi
d)     Ukurannya (jari-jari) kecil, beberapa puluh kali lebih kecil dari matahari.
            Diagram H-R ternyata dapat juga digunakan untuk menaksir jarak bintang. Misalnya suatu bintang dengan kelas spektrum G2 pada deret utama. Dari diagram H-R dapat diketahui magnitudo mutlak bintang tersebut misalnya M = +5. Pandanglah sekarang bintang-bintang yang ada di sudut kanan atas diagram H-R. Misalnya suatu bintang dengan magnitudo mutlak -8 atau kurang. Bintang seperti ini luminositasnya hampir 104 kali luminositas matahari, tetapi kelas spektrumnya M yang menandakan suhu permukaannya rendah atau dingin misalkan dengan suhu 3000 K yang berarti setengah dari suhu permukaan matahari. Ini berarti luas permukaan bintamg itu sekitar 160.000 kali permukaan matahari atau jejarinya 400 kali jejari matahari dan volume sekitar 64.104 kali volume matahari. Dapat disimpulkan bahwa bintang seperti ini adalah bintang yang sangat besar dengan klas spektrum merah sehingga dinamakan raksasa merah (red giant). Di lain pihak massa bintang ini adalah sekitar 50 kali massa matahari. Jadi, bintang ini kerapatannya sangat rendah sepersepuluh juta kali kerapatan matahari dan bagian luarnya terdiri dari gas yang sangat renggang.
Sebaliknya ujung kanan bawah deret utama terdiri dari bintang yang merah, dingin, dan luminositasnya rendah. Bintang ini jauh lebih kecil dari matahari, jejarinya sekitar sepersepuluh jejari matahari dan lebih mampat. Bintang seperti ini dinamakan bintang katai merah (red dwarf). Suhu bintang ini sekitar 2700 K dan mutlaknya +13.

     Bila diteliti lebih jauh ternyata bintang-bintang yang ada di deret utama memiliki hubungan langsung antara terang bintang dengan suhunya. Makin tinggi terang bintang itu, makin tinggi suhunya sehingga warnanya putih kebiruan. Demikian pula makin lemah cahaya bintang, suhunya makin rendah dan warnanya makin merah. Matahari kita yang berada pada klas G2 didominasi oleh warna kuning dan berada pada bagian tengah deret utama tersebut.

Baca juga: 
Diagram Hetzsprung-Russel (Diagram HR)
* Perhitungan Resolusi pada Teleskop
* Gerak Matahari
* Klasifikasi Spektrum Bintang
* Warna dan Suhu Bintang
* Indeks Warna Bintang

1 komentar :

Back To Top