Breaking News
Loading...
Monday, 18 January 2016

Model TPS (Think Pair Share)

                Guru dalam proses pembelajaran memerlukan suatu cara untuk mengajarkan materi yang diberikan, supaya materi tersebut mampu dipahami oleh siswa. Untuk membantu proses tersebut, maka diperlukan suatu metode atau model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. dapat juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun salah satumodel pembelajaran yang bersifat konstruktivistik dan merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif adalah model Think Pair Share (TPS). 
Gambar Proses Pembelajaran di Kelas
Berikut ini, admin akan ulas tentang model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
A. Pengertian Model TPS (Think Pair Share)
 Think pair share merupakan salah satu tipe pembelajaraan kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman, dkk dari Universitas Marlyand pada tahun 1985 sebagai salah satu kegiatan kooperatif learning. Think Pair Share memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri bekerja sama dengan orang lain.
B. Manfaat Model TPS
Kagan dalam artikel menyatakan manfaat think pair share sebagai berikut:
1.      Para siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya satu sama lain, ketika mereka terlibat dalam kegiatan think pair share lebih banyak siswa yang mengangkat tangan mereka menjawab setelah berlatih dengan pasangannya.
2.      Guru mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan think pair share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban siswa, mengamati reaksi siswa dan menunjukkan pertanyaan yang tinggi.
            Menurut Guntu , Think Pair share adalah suatu teknik sederhana dengan keuntungan besar. Think Pair share dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat informasi. Seorang siswa belajar dari siswa lain dan saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan deadpan kelas. Selain itu dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas.
C. Keunggulan Model TPS
Ada beberapa alasan mengapa TPS perlu digunakan,:
1.      Think Paair Share membantu menstrukturkan diskusi sehingga membatasi kesempatan pikirannya dan tingkahlakunya yangg menyimpang karena mereka harus melaporkan hasil pemikiannya ke mitranya.
2.      Think Pair share meningkatkan partisipasi siswa dalam meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat siswa.
3.      Think pair share meningkatkan lamanya “ Time on ask” dalam kelas dan kualitas konstribusi siswa dalam diskusi kelas.
4.      Siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup sosialnya.
           TPS memberikan kepada siswa untuk berpikir dan berpikir merespon serta saling membantu satu sama lain. Bila dibandingkan dengan metode konvensional seperti ceramah diamana guru mengungkap suatu pertanyaan dan seoarang siswa memberikan jawaban, maka TPS ini lebih memberikan kesempatan pada siswa dalam menanggapi permasalahan yang diajukan oleh guru (Nurhadi).
              Buyung menguraikan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai berikut:
1.      Siswa dapat berinteraksi dalam memecahkan masalah dan menemukan konsep yang dikembangkan
2.      Setiap siswa dalam kelompoknya berusaha untuk mengetahui jawaban pertanyaan yang diberikan.
3.      Melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan berkomunikas melalui diskusi kelompok dan presentasi jawaban suatu pertanyaan atau permasalahan.

4.      Meningkatkan keterampilan berpikir secara individu maupun kelompok.
D. Langkah-langkah Think Pair Share
1.      Thinking (Berpikir)
            Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran kemudian siswa diminta untuk memikirkannya secara mandiri untuk beberapa saat. Menurut Susilo (2005:4) pada tahap ini guru memberikan tanda agar siswa memikirkan jawaban atau solusi atas masalah yang diberikan guru dalam waktu tertentu dan disarankan siswa menulis jawaban atau pemecahan hasil pemikiran.
2.      Pairing (Berpasangan)
            Guru meminta siswa berpasangan dengan sisa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama (berpikir). Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajuakn suatu persoalan khusus yang telah diidentifikasi. Menurut susilo (2005:5) pada tahap ini secara individual mewakili kelompok mereka untuk melaporkan hasil diskusinya keseluruh kelas.
3.      Sharing (Berbagi)
            Pada tahap akhir, guru meminta kepaa pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah dibicarakan. Hal ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dilanjutkan sampai seperempat pasangan yang melaporkan.
            

Baca juga: 
* Model Pembelajaran Kooperatif
* Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
* Think Pair Share (TPS)-English

0 komentar :

Post a Comment

Back To Top