Pendekatan Proses dalam SAINS
Gambar Siswa Percobaan di Laboratorium
Pada
pembahasan sebelumnya dinyatakan bahwa Sains (IPA) mencakup dua hal, yaitu IPA
sebagai produk dan IPA sebagai proses. IPA sebagai produk meliputi sekumpulan
pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip
IPA. IPA sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang
dimiliki oleh para ilmuan (saintis). Keterampilan-keterampilan inilah yang
disebut sebagai keterampilan proses IPA, sedangkan sikap-sikap yang dimiliki
ilmuan disebut sebagai sikap ilmiah.
Untuk bidang
IPA disarankan agar menerapkan keterampilan proses. Alasan-alasan yang
melandasi perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses IPA dalam kegiatan
pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut.
ü Pertama: perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung cepat
sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada
siswa.
ü Kedua: anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit
dan abstrak jika disertai dengan
contoh-contoh konkrit.
ü Ketiga: anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir
kritis, kreatif, dan mengusahakan kmungkinan jawaban terhadap suatu masalah
karena semua konsep yang ditemukan melalui penyelidikan ilmiah masih tetap
terbuka untuk dipertanyakan atau diperbaiki.
ü Keempat: proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan
konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak
didik.
Untuk dapat
memiliki keterampilan proses tertentu, siswa harus melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu, antara lain sebagai berikut.
v Mengamati
Siswa harus menggunakan
sebanyak mungkin indranya, yaitu melihat, mendengar, merasakan sehingga mampu
mencari kesamaan dan perbedaan.
v Menafsirkan Pengamatan
Untuk dapat menafsirkan pengamatan siswa harus mencatat
setiap pengamatan secara terpisah.
v Meramalkan
Siswa dapat mengemukakan apa
yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya.
v Menggunakan Alat dan Bahan
Siswa harus menggunakan betul
alat serta bahan itu agar dapat memperoleh pengalaman langsung. Selain itu
siswa harus pula mengetahui mengapa da bagaimana menggunakan alat dan bahan
itu.
v Menerapkan Konsep
Siswa dapat menggunakan konsep
yang telah dipelajarinya dalam situasi baru, atau menerapkan konsep itu pada
pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi (menyusun
hipotesis).
v Merencanakan Penelitian
Siswa harus dapat menentukan
alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya siswa harus
dapat menentukan variabel-variabel, apa yang akan diamati, diukur, atau
ditulis, menentukan cara-cara dan langkah kerja, dan dapat pula menentukanan
bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan tersebut.
v Berkomunikasi
Siswa harus dapat menysusn dan
menyampaikan laporan tentang kegiatan yang telah dilakukannya secara sistematis
dan jelas. Siswa juga harus dapat menjelaskan hasil penelitiannya atau
percobaannya dan mendiskusikannya. Selain itu siswa bisa menggambarkan data
yang diperolwhnya dengan grafik, tabel, atau diagram.
v Mengajukan Pertanyaan
Keterampilan ini dapat
diperoleh siswa dengan mengajukan pertanyaan apa, bagaimana, atau mengapa,
pertanyaan untuk m eminta penjelasan atau pertanyaan yang berlatar belakang
hipotesis.
Dalam menggunakan pendekatan keterampilan proses IPA ada
beberapa hal yang perlu diingat, antara lain sebagai berikut.
1.
Keterampilan-ketrampilan
proses IPA bersama-sama dikembangkan dengan fakta-fakta, dan konsep-konsep
serta prinsip-prinsip.
2.
Keterampilan-keterampilan
yang sudah dijelaskan di atas tidak perlu merupakan suatu urutan yang harus
diikuti dalam mengajarkan IPA.
3.
Setiap pendekatan
atau metode mengajar yang diterapkan dalam pendidikan IPA dapat digunakan untuk
mengembangkan keterampilan proses IPA itu. Jumlah dan macam keterampilan proses
IPA beserta sub keterampilan prosesnya tidak perlu sama untuk setiap metode
atau pendekatan mengajar yang digunakan asal sesuai dengan tingkat perkembangan
anak dan materi yang diajarkan.
4.
Untuk mengembangkan
keterampilan proses IPA, kmungkinan terbanyak dilkukan metode-metode memecahkan
masalah atau pendekatan inkuiri bebas bukan dengan metode ceramah.
5. Dalam satu semester sebaiknya seluruh keterampilan proses
IPA beserta semua sub keterampilan prosesnya hendaknya pernah dikembangkan dan
tersebar pada seluruh materi yang harus diajarkan dalam satu satuan waktu itu.
Adapun
langkah-langkah dalam menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan keterampilan proses IPA adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan kelas
dan satuan waktu untuk membuat perencanaan pembelajaran.
2.
Menentukan
konsep-konsep atau prinsip-prinsip IPA yang akan diajarkan.
3.
Mengurutkan semua
keterampilan proses IPA serta sub keterampilan proses IPA yang menyertainya.
4.
Menetukan metode
atau pendekatan mengajar yang akan digunakan untuk mengajarkan setiap konsep
atau prinsip IPA yang telah ditetapkan.
5.
Menentukan
keterampilan proses/sub keterampilan proses IPA yang akan dikembangkan untuk
setiap konsep atau prinsip yang akan diajarkan dengan metode yang telah
ditetapkan.
6.
Menyusun persiapan
mengajar untuk setiap konsep atau prinsip IPA.
Keterampilan proses IPA adalah keterampilan intelektual.
Gagne berpendapat bahwa dengan mengembangkan keterampilan proses IPA membuat
siswa kreatif, siswa akan mampu mempelajari IPA ditingkat yang lebih tinggi
dalam waktu yang lebih singkat.
Baca juga:
0 komentar :
Post a Comment