Breaking News
Loading...
Friday 15 January 2016

Pendekatan Discovery dan atau Inquiry dalam SAINS


 
Gambar Siswa Praktikum

Secara tradisional, pengajaran IPA menekankan pada penghapalan rumus-rumus, konsep-konsep, prinsip-prinsip atau suatu bentuk problem tertentu. Dapat dikatakan bahwa pengajaran IPA lebih ditekankan pada produk daripada proses-proses IPA. Dalam mengembangkan pengajaran IPA yang lebih modern maka di SD, SMP, maupun di SMA dalam beberapa tahun terakhir ini dikembangkan pengajaran IPA yang lebih menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar yang aktif melalui kegiatan-kegiatan yang berorientasikan pada “discovery” dan atau “inquiry”.
a.      Pendekatan Discovery
Menurut Carin (1985) discovery adalah suatu proses mental dimana anak atau individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Dengan kata lain, discovery terjadi apabila siswa terutama terlibat dalam menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Misalnya, siswa mungkin menemukan “apa gaya gravitasi itu”, yaitu siswa membuat suatu konsep tentang gravitasi,atau siswa menemukan suatu prinsip ilmiah bahwa “gravitasi adalah gaya interaksi dari massa”. Suatu kegiatan discovery ialah suatu kegiatan atau pelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri.
Bagi seorang siswa untuk membuat suatu penemuan-penemuan, ia harus melakukan proses mental, misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, mengukur, menjelaskan, menarik kesimpulan, dan sebagainya. Pengajaran discovery harus meliputi pengalaman-pengalaman belajar untuk menjamin siswa dapat mengembangkan proses-proses discovery.

b.      Pendekatan Inquiry
Kata inquiry berasal dari bahasa yang menurut kamus berarti “pertanyaan” atau “penyelidikan”. Sedangkan menurut para ahli yang mencoba menerangkan apakah yang dimaksud pendekatan inquiry adalah sebagai berikut:


·         Piaget:
Pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan apa yang ditemukan anak-anak lainnya.
·          Kuslan dan Stone:
Pengalaman inquiry merupakan pengajaran dimana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.
Lebih lanjut Kuslan dan Stone juga memberikan definisi operasional tentang pendekatan inquiry. Menurut mereka pendekatan inquiry ditandai oleh ciri-ciri berikut:
a.       Menggunakan keterampilan-keterampilan proses IPA.
b.      Waktu tidak menjadi masalah, tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu.
c.       Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dahulu. Jawaban-jawaban ini tidak ditemukan dalam buku pelajaran, sebab buku-buku pelajaran dan buku-buku petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran untuk menemukan jawaban, bukan memberikan jawaban.
d.      Anak-anak berhasrat sekali untuk menemukan pemecahan masalah.
e.       Proses belajar mengajar berpusat pada pertanyaan “mengapa”, “bagaimana kita mengetahui”, dan pertanyaan seperti, “betulkan kesimpulan kita ini” sering juga dikemukakan.
f.       Suatu masalah ditemukan lalu dipersempit, hingga terlihat ada kemungkinan masalah ini dapat dipecahkan oleh siswa.
g.      Hipotesis dirumuskan oleh siswa-siswa untuk membimbing penyelidikan.
h.      Para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data dengan melakukan eksperimen, mengadakan pengamatan, membaca, dan menggunakan sumber-sumber lain.
i.        Semua usul ini dinilai bersama. Bila mungkin ditentukan pula asumsi-asumsi, keterbatasan-keterbatasan dan kesukaran-kesukarannya.
j.        Para siswa melakukan penelitian secara individu atau kelompok, untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk untuk menguji hipotesis.
k.      Para siswa mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan sementara. Juga diusahakan untuk memberikan uraian-uraian secara ilmiah.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan inquiry lebih menekankan pada pencarian pengetahuan daripada perolehan pengetahuan.
Inquiry dibentuk dan meliputi discovery, karena siswa harus menggunakan kemampuan discovery dan lebih banyak lagi. Dengan kata lain, inquiry adalah suatu perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan dalam proses-proses discovery, inquiry mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan permasalahan, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.
Pengajaran inquiry harus meliputi pengalaman-pengalaman belajar untuk menjamin bahwa siswa dapat mengembangkan proses inquiry. Lebih lanjut Carin (1985) menekankan pengajaran discovery dengan batas-batas tertentu untuk siswa sekolah dasar kelas yang lebih rendah, kemudian mengenalkan inquiry kepada siswa-siswa yang lebih atas kelasnya yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektualnya.
Jelaslah tampak bahwa siswa dapat berkembang kemampuan berpikir ‘discovery-inquiry”nya, hanya apabila ia terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menuntut pelaksanaan tugas-tugas mental tersebut di atas. Karena siswa sesungguhnya tidak pernah menguasai setiap tugas mental dengan sempurna, anak hanya ada suatu tingkatan di mana siswa itu menjadi ahli dalam mempelajari tentang “to discover” dan atau “to inquiry”.



c.       Keuntungan Penggunaan Pendekatan Discovery / Inquiry dalam Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan discovery / inquiry akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
  1. Siswa dapat memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik
  2. Membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru.
  3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
  4. Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
  5. Memberikan kepuasan yang bersifat intinsik.
  6. Situasi proses belajar mengajar menjadi lebih merangsang.
  7. Pengajaran menjadi berpusat pada siswa (student centered). Salah satu prinsip psikologi tentang belajar menyatakan bahwa makin banyak keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar, maka makin besar baginya untuk mengalami proses belajar.
  8. Proses belajar melalui kegiatan inquiri dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri siswa. Apabila siswa memiliki konsep diri yang baik, maka secara psikologis diri siswa akan merasa aman, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, berkeinginan untuk selalu mengambil dan mengeksplorasi kesempatan-kesempatan yang ada, lebih kreatif, dan umumnya memiliki mental yang sehat.
Salah satu tugas dalam pembentukan siswa yang baik adalah pembentukan konsep diri siswa. Guru dapat melakukan hal ini dengan jalan melibatkan siswa dalam proses discovery/inquiry, karena melalui keterlibatan siswa secara aktif akan dapat memanifestasi potensi siswa dan memperoleh pengetahuan tentang dirinya. Pengajaran dengan pendekatan ini memberikan kesempatan kepada siswa dalam keterlibatan yang lebih besar, yaitu memberikan lebih banyak kesempatan bagio siswa untuk memperoleh kesadaran dan mengembangkan konsep diri siswa yang lebih baik. 

  1. Tingkat pengharapan siswa bertambah
Bagian dari konsep diri siswa adalah tingkat pengharapannya, yaitu siswa mempunyai ide tertuntu tentang bagaimana ia dapat menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri. Tetapi, banyak siswa yang mendapat tingkat pengharapan rendah. Misalnya mereka merasa: “ Saya tidak dapat mengerjakan soal-soal IPA”, “Saya tidak pernah memperoleh nilai yang baik pada mata pelajaran IPA”. Sebenarnya, melalui kegiatan discovery/inquiry siswa mungkin dapat memperoleh pengalaman yang sukses dalam mengunakan bakat-bakatnya untuk menyelidiki atau memecahkan problem-problem. “ Saya dapat memecahkan problem IPA dengan cara saya sendiri tanpa pertolongan orang lain”.
  1. Mengembangkan bakat kemampuan individu
Individu memiliki suatu kumpulan lebih dari 120 bakat. Bakat akademik hanya berhubungan dengan beberapa saja. Lebih banyak kebebasan (fleksibel) dalam proses belajar bagi siswa, berarti makin besar kemungkinan baginya untuk dapat mengembangkan bakat-bakat lainnya. Bila siswa bekerja sama memecahkan atau menyelidiki beberapa problem: maka mereka mungkin terlibat dalam pengembangan bakat-bakat lainnya misalnya, merencanakan, mengorganisasi, berkomunikasi, kreativitas, dan akademik.
  1. Menghindarkan siswa dari cara-cara belajar tradisional (menghapal).
Belajar dengan cara menghafal akan membuat siswa menjadi cepat lupa (retensinya kurang). Dengan cara inquiry akan menyebabkan konsep-konsep yang dibangun siswa menjadi bermakna dan akan bertahan lama. Hal ini disebabkan karena siswa sendiri yang menemukan konsep-konsep atau prinsip-pinsipnya.
  1. Memberikan waktu bagi siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Sering kali guru tidak memberikan waktu yang cukup untuk siswa berpikir dalam hubungannya dalam proses belajar. Siswa memerlukan waktu dalam menggunakan daya otaknya untuk berpikir dan memperoleh pengertian tentang konsep, prinsip, dan teknik-teknik memecahkan suatu problem ( Amien, 1987).

Jenis-jenis kegiatan Discovery/Inquiry
Pengenbangan kegiatan discovery/inquiry pada diri siswa melalui pengajaran Ipa dapat dilakukan dengan berbagai jenis kegiatan-kegiatan sebagai berikut. Sund dan Trowbridge mengemukakan 3 macam pendekatan inquiry.
  1. Guided inquiry (inquiry terbimbing)
  2. Free inquiry (inkuiri bebas)
  3. Modified inquiry (inkuiri dimodifikasi)

Dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan inquiry terbimbing, siswa memperoleh petunjuk-petunjuk seperlunya. Petunjuk-petunjuk itu pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing. Pendekatan ini terutama digunakan bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuri. Pada tahap pemulaan diberian lebih banyak bimbingan. Lambat laun bimbingan itu dikurangi.

Baca juga:

0 komentar :

Post a Comment

Back To Top