Breaking News
Loading...
Saturday 16 January 2016

Pendekatan Inquiry dalam Pembelajaran SAINS

Gambar Proses Pembelajaran
a.      Pendekatan Inquiry
Kata inquiry berasal dari bahasa inggris yang menurut kamus berarti “pertanyaan” atau “penyelidikan”. Sedangkan menurut para ahli yang mencoba menerangkan apakah yang dimaksud pendekatan inquiry adalah sebagai berikut.

·         Piaget:
Pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan apa yang ditemukan anak-anak lainnya.
·          Kuslan dan Stone:
Pengalaman inquiry merupakan pengajaran dimana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.
Lebih lanjut Kuslan dan Stone juga memberikan definisi operasional tentang pendekatan inquiry. Menurut mereka pendekatan inquiry ditandai oleh ciri-ciri berikut:
a.       Menggunakan keterampilan-keterampilan proses IPA.
b.      Waktu tidak menjadi masalah, tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu.
c.       Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dahulu. Jawaban-jawaban ini tidak ditemukan dalam buku pelajaran, sebab buku-buku pelajaran dan buku-buku petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran untuk menemukan jawaban, bukan memberikan jawaban.
d.      Anak-anak berhasrat sekali untuk menemukan pemecahan masalah.
e.       Proses belajar mengajar berpusat pada pertanyaan “mengapa”, “bagaimana kita mengetahui”, dan pertanyaan seperti, “betulkan kesimpulan kita ini” sering juga dikemukakan.
f.       Suatu masalah ditemukan lalu dipersempit, hingga terlihat ada kemungkinan masalah ini dapat dipecahkan oleh siswa.
g.      Hipotesis dirumuskan oleh siswa-siswa untuk membimbing penyelidikan.
h.      Para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data dengan melakukan eksperimen, mengadakan pengamatan, membaca, dan menggunakan sumber-sumber lain.
i.        Semua usul ini dinilai bersama. Bila mungkin ditentukan pula asumsi-asumsi, keterbatasan-keterbatasan dan kesukaran-kesukarannya.
j.        Para siswa melakukan penelitian secara individu atau kelompok, untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk untuk menguji hipotesis.
k.      Para siswa mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan sementara. Juga diusahakan untuk memberikan uraian-uraian secara ilmiah.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan inquiry lebih menekankan pada pencarian pengetahuan daripada perolehan pengetahuan dan dalam pendekatan inkuiri ini akan mengunakan keterampilan-keterampilan proses dalam IPA.
Pendekatan discovery merupakan pendekatan mengajar yang memerlukan proses mental, seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga, men-jelaskan, dan mengambil kesimpulan.
Pada kegiatan discovery guru hanya memberikan masalah dan siswa disuruh memecahkan masalah melalui percobaan. Pada pendekatan inquiry, siswa mengajukan masalah sendiri sesuai dengan pengarahan guru. Keterampilan mental yang dituntut lebih tinggi dari discovery antara lain: merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan.

b.      Tiga Macam Pendekatan Inkuiri

Menurut Sund dan Trowbridge ada tiga macam pendekatan inkuiri, yaitu :
  1. Guided inquiry (inquiry terpimpin)
  2. Free inquiry (inkuiri bebas)
  3. Modified free inquiry (inkuiri bebas yang dimodifikasi)

Dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan inquiry terbimbing, siswa memperoleh petunjuk-petunjuk seperlunya. Petunjuk-petunjuk itu pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing. Pendekatan ini terutama digunakan bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuri. Pada tahap pemulaan diberian lebih banyak bimbingan. Lambat laun bimbingan itu dikurangi. Adapun langkah-langkah penerapan pendekatan inquiry terpimpin dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.      Persiapan
Dalam tahap ini, guru harus membuat perencanaan pembelajaran dengan matang, misalnya merumuskan masalah, merumuskan tujuan pembelajaran khusus, dan menjelaskan jalannya Inquiry terpimpin.
2.      Pelaksanaan
a.    Guru mengemukakan masalah tertentu, kemudian siswa diberikan kesempatan bertanya tentang masalah yang ditentukan sekaligus menetapkan hipotesis. Siswa juga dapat menanyakan jalannya Inquiry terpimpin jika dianggap belum jelas,
b.   Siswa diberikan kesempatan mengumpulkan data yang relevan yang sebanyak-banyaknya melalui kegiatan observasi, eksperimen, dan bertanya. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah ditetapkan.
c.    Siswa diberikan kesempatan bertanya seluas mungkin tentang suatu masalah sampai mereka merasa mampu untuk mengambil kesimpulan. Guru tidak dibenarkan memberikan jawaban yang sifatnya menjawab atau memecahkan masalah.
d.   Siswa menemukan masalah kesimpulan atau pendapat sementara beserta alasan-alasannya.
3.      Penutup
a.    Guru bersama-sama siswa menguji atau membahas pendapat atau kesimpulan sementara yang disampaikan siswa atas dasar bukti atau data yang diperoleh. Pengujian dilakukan melalui kegiatan eksperimen atau demonstrasi.
b.   Pengambilan kesimpulan dilakukan oleh siswa dibantu atau diklarifikasi oleh guru sehingga siswa tidak akan memperoleh kesimpulan yang salah.

Proses belajar mengajar dengan pendekatan inkuiri bebas adalah siswa yang melakukan penelitian sendiri sebagai seorang ilmuan. Namuan pendekatan ini sulit diterapkan karena sewaktu-waktu siswa juga akan memerlukan bimbingan.
Sedangkan proses belajar mengajar dengan pendekatan inkuiri bebas yang dimodifikasi adalah guru yang menyiapkan masalah bagi siswa. Dalam hal ini peran guru adalah pemberi masalah yang kemudian oleh siswa masalah tersebut harus dipecahkan melalui pengamatan, eksplorasi atau melalui penelitian ilmiah. Guru mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pengarah.
c.       Keuntungan Penggunaan Pendekatan Inquiry dalam Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan discovery / inquiry akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
  1. Siswa dapat memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik
  2. Membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru.
  3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
  4. Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
  5. Memberikan kepuasan yang bersifat intinsik.
  6. Situasi proses belajar mengajar menjadi lebih merangsang.
  7. Pengajaran menjadi berpusat pada siswa (student centered). Salah satu prinsip psikologi tentang belajar menyatakan bahwa makin banyak keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar, maka makin besar baginya untuk mengalami proses belajar.
  8. Proses belajar melalui kegiatan inquiri dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri siswa. Apabila siswa memiliki konsep diri yang baik, maka secara psikologis diri siswa akan merasa aman, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, berkeinginan untuk selalu mengambil dan mengeksplorasi kesempatan-kesempatan yang ada, lebih kreatif, dan umumnya memiliki mental yang sehat.
Salah satu tugas dalam pembentukan siswa yang baik adalah pembentukan konsep diri siswa. Guru dapat melakukan hal ini dengan jalan melibatkan siswa dalam proses discovery/inquiry, karena melalui keterlibatan siswa secara aktif akan dapat memanifestasi potensi siswa dan memperoleh pengetahuan tentang dirinya. Pengajaran dengan pendekatan ini memberikan kesempatan kepada siswa dalam keterlibatan yang lebih besar, yaitu memberikan lebih banyak kesempatan bagio siswa untuk memperoleh kesadaran dan mengembangkan konsep diri siswa yang lebih baik. Carin (1978) melukiskan pembentukan manusia seutuhnya ( a fully functioning person) sebagai berikut.

d.      Kelemahan-kelemahan dalam pendekatan inkuiri.
1.      Diperlukan keharusan kesiapan mental untuk cara belajar. Dengan percaya diri yang kuat. Pembelajar harus mampu menghilangkan hambatan.
2.      Kalau pendekatan inkuiri diterapkan dalam kelas dengan jumlah pembelajar yang besar, kemungkinan besar tidak berhasil.
3.      Pembelajar yang terbiasa belajar dengan pengajaran tradisional yang telah dirancang pengajar, biasanya agak sulit untuk memberi dorongan. Lebih-lebih kalau harus belajar mandiri. Dampaknya dapat mengecewakan pengajar dan pembelajar sendiri.
4.      Lebih mengutamakan dan mementingkan pengertian, sikap dan keterampilan memberi kesan terlalu idealis.

e.       Prinsip – prinsip Penggunaan Inkuiri
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan.
b. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. 
c. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
d. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
f.       Tahapan Pendekatan Inkuiri
Menurut Liliasari dan Dahar (1986), pendekatan inquiry mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut.
  1. Mengamati
Untuk dapat mencapai keterampilan dalam mengamati, siswa harus menggunakan sebanyak mungkin inderanya, yaitu melihat, mendengar, merasakan, mencium, dan mencicipi. Dengan demikian, mereka dapat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai. Selanjutnya siswa harus mampu mencari persamaan dan perbedaan.

  1. Menafsirkan pengamatan
Untuk dapat menafsirkan pengamatan, siswa harus mencatat setiap pengamatan secara terpisah. Kemudian mereka akan menghubung-hubungkan pengamatan-pengamatan yang terpisah itu. Selanjutnya mereka akan menemukan suatu pola dalam satu seri pengamatan dan akhirnya mereka akan mengambil suatu kesimpulan.

  1. Meramalkan
Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil pengamatannya untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa mempunyai keterampilan dalam proses meramalkan.

  1. Merencanakan penelitian
Agar siswa dapat memiliki keterampilan dalam proses merencanakan penelitian, maka mereka harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya siswa harus dapat menentukan apa yang akan diamati, diukur atau ditulis, serta menentukan bagaimana cara untuk mengolah hasil-hasil pengamatan tersebut.

  1. Menerapkan konsep
Keterampilan dalam proses menerapkan konsep, dicapai oleh siswa apabila mereka dapat menggunakan konsep yang telah dipelajarinya dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Dalam penerapan pendekatan inquiry, maka guru perlu memahami beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam merancang inquiry seperti disarankan oleh Keffer (dalam Ghofur, 2008) di antaranya sebagai berikut:
·          Siswa harus dihadapkan dengan masalah-masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan sumbernya bisa dari siswa sendiri maupun dari guru. Jadi permasalahan yang dikemukakan merupakan suatu fenomena-fenomena yang ada di kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menimbulkan rasa ingin tahu yang besar terhadap penyebab atau proses yang terjadi dalam fenomena tersebut. Misalnya, mengapa jika salah satu ujung sendok yang terbuat dari besi di celupkan pada air panas maka lama-kelamaan ujung yang satunya juga akan panas?
·          Siswa harus diberi keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan masalahnya. Dalam hal ini guru harus dapat menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa. Siswa mungkin akan merasa kesulitan dan berputus asa pada saat mengalami hambatan jika tidak dibantu oleh guru. Jadi peran guru dalam membimbing siswa sangat diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
·          Siswa harus memiliki informasi awal tentang masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, guru harus berperan dalam memberikan informasi pendukung baik dengan cara melibatkan siswa bekerja bersama guru atau diberikan saran tentang sumber-sumber dan wujud informasi yang dibutuhkan dan dapat dicari dan diperolehnya sendiri.
·          Siswa harus diberikan kesempatan melakukan sendiri dan mengevaluasi hasil kegiatannya. Guru memonitor kegiatan siswa dan memberi bantuan jika siswa betul-betul sudah tidak mampu memecahkan masalahnya.
·          Siswa diberikan waktu cukup untuk bekerja baik secara individual maupun berkelompok dan perlu diberikan contoh yang tepat dan agar dapat membedakan contoh salah yang berkaitan dengan masalah.
·          Dalam proses pembelajaran berdasarkan pendekatan inquiry maka perlu adanya tahapan-tahapan pembelajaran. Tahapan pembelajaran dalam pendekatan inqury tidak jauh berbeda dengan langkah-langkah kerja ilmiah yang ditempuh oleh para ilmuan dalam menemukan sesuatu. Tabel berikut ini adalah tahapan dan tingkah laku guru serta contoh dalam pembelajaran melalui pendekatan inqury (Subrata, 2008).

Tabel 1.  Tahapan Pembelajaran melalui Pendekatan Inqury
Tahap
Tingkah Laku Guru
Contoh
Tahap 1
Observasi untuk menemukan masalah
Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah.
Jika salah satu ujung sendok yang terbuat dari besi dicelupkan ke air panas maka lama-kelamaan ujung yang satunya lagi akan panas
Tahap 2
Merumuskan masalah
Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya.
Mengapa ujung yang lain juga ikut panas jika salah satu ujung sendok dicelupkan ke air panas?
Tahap 3
Mengajukan hipotesis
Guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskannya.
Proses apakah yang terjadi jika salah satu ujung sendok dipanaskan kemudian lama-kelamaan ujung yang lain juga akan terasa panas?
Tahap 4
Merencanakan pemecahan masalah (melalui eksperimen atau cara lain)
Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat.
Siswa diajak melakukan percobaan dengan membakar salah satu ujung sendok besi tersebut. Di mana guru telah menyiapkan sendok dengan panjang yang berbeda-beda.
Tahap 5
Melaksanakan eksperimen (atau cara pemecahan masalah yang lain)
Selama siswa bekerja guru membimbing dan memfasilitasi.
Berapa lama waktu yang anda perlukan sehingga ujung yang lain juga terasa panas?
Tahap 6
Melakukan pengamatan dan pengumpulan data
Guru melakukan monitoring.
Berapa lama waktu yang anda perlukan dalam memanaskan sendok besi yang panjangnya berbeda sehingga ujung yang lain juga terasa panas?
Tahap 7
Analisis data
Guru membantu siswa menganalisis data supaya menemukan sesuatu konsep.
Apakah waktu untuk memanaskan sendok tersebut hingga ujung yang lainnya terasa panas berbeda?
Tahap 8
Penarikan kesimpulan atau penemuan
Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan.
Apa yang dapat anda simpulkan melalui kegiatan percobaan ini?


 Baca juga:

0 komentar :

Post a Comment

Back To Top